Ada berbagai larutan hara yang biasa digunakan dalam budidaya hidroponik, a.l. rakitan Hoagland, Sach, Knop, Pfeffer, dan Crone. Yang sering digunakan ialah larutan hara Hoagland (Tan, 1994).
Pertumbuhan tanaman tidak hanya ke arah vertikal namun juga ke arah lateral seperti halnya pertam-bahan diameter batang (dalam penelitian ini yang diukur diameter semai). Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi dari unsur Fosfor yang merang-sang pembelahan sel tanaman (Dwidjoseputro, 1985).
Semua tanaman hijau memerlukan seperangkat dasar hara mineral yang sama dan berbagai unsur digunakan oleh tanaman yang berbeda untuk menghasilkan tujuan akhir yang sama. Tanaman tingkat tinggi membutuhkan 13 jenis hara esensial yang terdiri atas kelompok hara makro dan mikro, meskipun pengelompokan tersebut masih diperdebatkan karena hara mikro tertentu dapat menjadi hara makro untuk tanaman lain (Marschner, 1986).
Menurut Baligar dan Duncan (1990) diagnosis defisiensi hara pada tanaman dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan dengan diagnosis gejala visual dan analisis tanaman.
Marschner (1986) mengatakan tanaman yang kahat Nitrogen, pertumbuhannya lamban, daun pucat dan tidak hijau berseri warnanya. Bila kekurangannya sangat parah maka daun akan berubah menjadi hijau muda dan kuning dan daun yang paling bawah (dewasa) yang menderita dulu kemudian terus keatas (Wijayani dkk, 1998). Tanaman yang kahat Fosfor, warna daun berubah lebih tua tetapi tidak merata
sedangkan akar tumbuh tidak sempurna. Apabila tanaman kahat Kalium, daun paling bawah berubah warna jadi coklat dengan bercak-bercak gelap dan dalam keadaan parah daun menjadi keriting. Aedangkan tanaman yang kahat Kalsium maka daun akan tumbuh tidak normal. Rai (2002) mengatakan tanaman yang kahat hara Magnesium maka klorofil tidak terbentuk karena unsure tersebut esensial bagi molekul klorofil.
Fosfor adalah unsur makro yang mampu merangsang pertumbuhan akar. Oleh karena itu subsidi fosfor yang tepat dapat merangsang pertumbuhan akar dan daun bila dikombinasikan secara terpadu dengan perlakuan pruning akar akan dapat menghasilkan pertumbuhan perakaran dengan semai yang lebih baik. Yang menjadi masalah adalah dosis fosfor yang harus diberikan pada kombinasi perlakuan ini. Penentuan fosfor secara tepat didekati dengan menggunakan larutan Hoagland (Hoagland solution).
Salah satu yang menyebabkan bertambahnya jumlah daun pada tanaman adalah adanya suplay hara kedalam tanaman tersebut, di samping fase pertumbuhan tanaman tersebut (Salisbury dan Ross, 1995). Hara dapat diserap melalui akar dan daun tanaman. Pemberian fosfor ke dalam media tanam diduga merangsang pertumbuhan akar yang semakin banyak, lebat dan kompak (Mason, 1994), dengan demikian akar dapat menyerap hara-hara yang juga terkandung dalam larutan Hoagland tersebut.
Selain faktor input Fosfor, faktor lama tinggal di persemaian juga menunjukkan pe-ngaruh nyata terhadap jumlah daun . Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin lama umur tanaman sampai pada batas tertentu maka jumlah daun akan semakin banyak (Harjadi, 1980). Keberadaan daun sangat dibutuhkan da-lam hubungannya dengan peran daun sebagai dapur dalam proses fotosintesis yang akan meng-hasilkan senyawa organik untuk pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan tanaman tidak hanya ke arah vertikal namun juga ke arah lateral seperti halnya pertam-bahan diameter batang (dalam penelitian ini yang diukur diameter semai). Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi dari unsur Fosfor yang merang-sang pembelahan sel tanaman (Dwidjoseputro, 1985).
Salah satu bentuk kuantitas pertumbuhan adalah tinggi semai. Pertumbuhan disebabkan bertambahnya jumlah sel tanaman oleh adanya pembelahan sel (Dwidjoseputro, 1994)
Fosfor adalah unsur makro yang mampu merangsang pertumbuhan akar. Oleh karena itu subsidi fosfor yang tepat dapat merangsang pertumbuhan akar dan daun bila dikombinasikan secara terpadu dengan perlakuan pruning akar akan dapat menghasilkan pertumbuhan perakaran dengan semai yang lebih baik. Yang menjadi masalah adalah dosis fosfor yang harus diberikan pada kombinasi perlakuan ini. Penentuan fosfor secara tepat didekati dengan menggunakan larutan Hoagland (Hoagland solution).
Salah satu yang menyebabkan bertambahnya jumlah daun pada tanaman adalah adanya suplay hara kedalam tanaman tersebut, di samping fase pertumbuhan tanaman tersebut (Salisbury dan Ross, 1995). Hara dapat diserap melalui akar dan daun tanaman. Pemberian fosfor ke dalam media tanam diduga merangsang pertumbuhan akar yang semakin banyak, lebat dan kompak (Mason, 1994), dengan demikian akar dapat menyerap hara-hara yang juga terkandung dalam larutan Hoagland tersebut.
Selain faktor input Fosfor, faktor lama tinggal di persemaian juga menunjukkan pe-ngaruh nyata terhadap jumlah daun . Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin lama umur tanaman sampai pada batas tertentu maka jumlah daun akan semakin banyak (Harjadi, 1980). Keberadaan daun sangat dibutuhkan da-lam hubungannya dengan peran daun sebagai dapur dalam proses fotosintesis yang akan meng-hasilkan senyawa organik untuk pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan tanaman tidak hanya ke arah vertikal namun juga ke arah lateral seperti halnya pertam-bahan diameter batang (dalam penelitian ini yang diukur diameter semai). Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi dari unsur Fosfor yang merang-sang pembelahan sel tanaman (Dwidjoseputro, 1985).
Salah satu bentuk kuantitas pertumbuhan adalah tinggi semai. Pertumbuhan disebabkan bertambahnya jumlah sel tanaman oleh adanya pembelahan sel (Dwidjoseputro, 1994)
Fosfor adalah unsur makro yang mampu merangsang pertumbuhan akar. Oleh karena itu subsidi fosfor yang tepat dapat merangsang pertumbuhan akar dan daun bila dikombinasikan secara terpadu dengan perlakuan pruning akar akan dapat menghasilkan pertumbuhan perakaran dengan semai yang lebih baik. Yang menjadi masalah adalah dosis fosfor yang harus diberikan pada kombinasi perlakuan ini. Penentuan fosfor secara tepat didekati dengan menggunakan larutan Hoagland (Hoagland solution).
Salah satu yang menyebabkan bertambahnya jumlah daun pada tanaman adalah adanya suplay hara kedalam tanaman tersebut, di samping fase pertumbuhan tanaman tersebut (Salisbury dan Ross, 1995). Hara dapat diserap melalui akar dan daun tanaman. Pemberian fosfor ke dalam media tanam diduga merangsang pertumbuhan akar yang semakin banyak, lebat dan kompak (Mason, 1994), dengan demikian akar dapat menyerap hara-hara yang juga terkandung dalam larutan Hoagland tersebut.
Selain faktor input Fosfor, faktor lama tinggal di persemaian juga menunjukkan pe-ngaruh nyata terhadap jumlah daun . Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin lama umur tanaman sampai pada batas tertentu maka jumlah daun akan semakin banyak (Harjadi, 1980). Keberadaan daun sangat dibutuhkan da-lam hubungannya dengan peran daun sebagai dapur dalam proses fotosintesis yang akan meng-hasilkan senyawa organik untuk pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan tanaman tidak hanya ke arah vertikal namun juga ke arah lateral seperti halnya pertam-bahan diameter batang (dalam penelitian ini yang diukur diameter semai). Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi dari unsur Fosfor yang merang-sang pembelahan sel tanaman (Dwidjoseputro, 1985).
Salah satu bentuk kuantitas pertumbuhan adalah tinggi semai. Pertumbuhan disebabkan bertambahnya jumlah sel tanaman oleh adanya pembelahan sel (Dwidjoseputro, 1994)
Fosfor adalah unsur makro yang mampu merangsang pertumbuhan akar. Oleh karena itu subsidi fosfor yang tepat dapat merangsang pertumbuhan akar dan daun bila dikombinasikan secara terpadu dengan perlakuan pruning akar akan dapat menghasilkan pertumbuhan perakaran dengan semai yang lebih baik. Yang menjadi masalah adalah dosis fosfor yang harus diberikan pada kombinasi perlakuan ini. Penentuan fosfor secara tepat didekati dengan menggunakan larutan Hoagland (Hoagland solution).
Salah satu yang menyebabkan bertambahnya jumlah daun pada tanaman adalah adanya suplay hara kedalam tanaman tersebut, di samping fase pertumbuhan tanaman tersebut (Salisbury dan Ross, 1995). Hara dapat diserap melalui akar dan daun tanaman. Pemberian fosfor ke dalam media tanam diduga merangsang pertumbuhan akar yang semakin banyak, lebat dan kompak (Mason, 1994), dengan demikian akar dapat menyerap hara-hara yang juga terkandung dalam larutan Hoagland tersebut.
Selain faktor input Fosfor, faktor lama tinggal di persemaian juga menunjukkan pe-ngaruh nyata terhadap jumlah daun . Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin lama umur tanaman sampai pada batas tertentu maka jumlah daun akan semakin banyak (Harjadi, 1980). Keberadaan daun sangat dibutuhkan da-lam hubungannya dengan peran daun sebagai dapur dalam proses fotosintesis yang akan meng-hasilkan senyawa organik untuk pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan tanaman tidak hanya ke arah vertikal namun juga ke arah lateral seperti halnya pertam-bahan diameter batang (dalam penelitian ini yang diukur diameter semai). Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi dari unsur Fosfor yang merang-sang pembelahan sel tanaman (Dwidjoseputro, 1985).
Salah satu bentuk kuantitas pertumbuhan adalah tinggi semai. Pertumbuhan disebabkan bertambahnya jumlah sel tanaman oleh adanya pembelahan sel (Dwidjoseputro, 1994)
Hortikultura adalah pelafalan Indonesia istilah Inggris horticulture. Istilah ini dirakit dari kata Latin hortus yang berarti kebun atau halaman (Anon., 1960). Maka hortikultura diberi arti pembudidayaan suatu kebun. Ada yang memberi arti seni membudidayakan tanaman kebun atau cara budidaya yang dilakukan dalam suatu kebun (Anon., 1960, 1961, 1967). Secara lebih khusus hortikultura disebut seni menanam tanaman buah, sayuran, dan hias (Anon., 1961) atau ilmu pertanian yang berkaitan dengan pembudidayaan kebun, termasuk penanaman tanaman sayuran, buah, bunga, dan semak serta pohon hias (Anon., 1967).
Menurut Janick (1972) hortikultura berkepentingan dengan tanaman yang pembudidayaannya memberikan ganjaran berupa keuntungan uang atau kesenangan pribadi yang cukup bagi alasan mengeluaran biaya untuk upaya intensif. Hortikultura adalah budidaya pertanian yang dicirikan oleh penggunaan tenaga kerja dan prasarana serta sarana produksi secara intensif. Konsekuensinya, tanaman yang dibudidayakan dipilih yang berdaya menghasilkan pendapatan tinggi (alasan ekonomi) atau yang berdaya menghasilkan kepuasan pribadi besar (alasan hobi), dan terbagi dalam satuan-satuan usaha berluasan terbatas (Anon., 1959).
Fosfor adalah unsur makro yang mampu merangsang pertumbuhan akar. Oleh karena itu subsidi fosfor yang tepat dapat merangsang pertumbuhan akar dan daun bila dikombinasikan secara terpadu dengan perlakuan pruning akar akan dapat menghasilkan pertumbuhan perakaran dengan semai yang lebih baik. Yang menjadi masalah adalah dosis fosfor yang harus diberikan pada kombinasi perlakuan ini. Penentuan fosfor secara tepat didekati dengan menggunakan larutan Hoagland (Hoagland solution).
Salah satu yang menyebabkan bertambahnya jumlah daun pada tanaman adalah adanya suplay hara kedalam tanaman tersebut, di samping fase pertumbuhan tanaman tersebut (Salisbury dan Ross, 1995). Hara dapat diserap melalui akar dan daun tanaman. Pemberian fosfor ke dalam media tanam diduga merangsang pertumbuhan akar yang semakin banyak, lebat dan kompak (Mason, 1994), dengan demikian akar dapat menyerap hara-hara yang juga terkandung dalam larutan Hoagland tersebut.
Selain faktor input Fosfor, faktor lama tinggal di persemaian juga menunjukkan pe-ngaruh nyata terhadap jumlah daun . Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin lama umur tanaman sampai pada batas tertentu maka jumlah daun akan semakin banyak (Harjadi, 1980). Keberadaan daun sangat dibutuhkan da-lam hubungannya dengan peran daun sebagai dapur dalam proses fotosintesis yang akan meng-hasilkan senyawa organik untuk pertumbuhan tanaman.
Salah satu bentuk kuantitas pertumbuhan adalah tinggi semai. Pertumbuhan disebabkan bertambahnya jumlah sel tanaman oleh adanya pembelahan sel (Dwidjoseputro, 1994)