Pemanfaatan air tanah untuk irigasi, dikenal dengan jaringan irigasi air tanah (JIAT), telah dikembangkan pemerintah sejak tahun 1970, dimulai di daerah cekungan Wilis-Lawu, Kabupaten Kediri-Nganjuk, Jawa Timur.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) hingga saat ini telah mengembangkan hampir di seluruh provinsi di Indonesia.
JIAT adalah sistem penyiraman dengan menggunakan alat yang dinamakan big gun sprinkler dan pipa PVC beserta kelengkapannya untuk jaringan irigasi. Sistem pengisian dan penekanan airnya menggunakan pompa turbin vertikal.
Untuk dapat memanfaatkan air tanah yang keberadaannya pada lapisan pembawa air atau akifer, yang berada di bawah permukaan tanah, menyebabkan diperlukan fasilitas sumur serta mesin pompa.
Penggunaan JIAT dapat dilakukan pada setiap sistem jaringan irigasi gravitasi, daerah yang bergelombang atau perbukitan, dan tanah porous (mudah menyerap air) yang memiliki mata air.
Berbeda dengan sistem irigasi permukaan yang hanya memanfaatkan gravitasi untuk mengalirkan air ke sawah dan tidak mengeluarkan biaya sama sekali.
Sedangkan JIAT setelah selesai membangun sumur, masih memerlukan mesin pompa supaya air yang ada di dalam sumur dapat mencapai sawah. Hal ini menyebabkan biaya operasi mesin pompa cukup besar.
Manfaat JIAT dibandingkan dengan jaringan irigasi permukaan yaitu aman dari gangguan penjebolan secara liar karena tertanam di bawah tanah, sehingga tidak perlu pemeliharaan secara khusus.
Tidak memerlukan saluran pembuangan karena air akan meresap ke dalam tanah. Sehingga air dapat dicampur dengan pupuk organik dan tidak perlu takut munculnya tanaman pengganggu di saluran irigasi seperti eceng gondok.
Selain itu dapat mengatur suhu lingkungan di sekitarnya dan juga kehilangan air akibat penguapan dan kebocoran kecil.
Sementara itu permasalahan dari JIAT yang sering dihadapi adalah biaya pemasangan awal yang besar karena peralatan cukup mahal.
Kemudian, biaya eksploitasi tinggi karena menggunakan bahan bakar untuk pompa air. Jika ada kerusakan mekanik akan menyebabkan masalah yang besarnya sesuai dengan tingkat kerusakan.
Selain itu, pemberian air sangat dipengaruhi oleh angin sehingga pekerjaan tanah harus dalam kondisi normal supaya mudah dalam pelaksanaan.
Saluran perpipaan dikombinasi dengan Big Gun Sprinkler
JIAT menggunakan saluran perpipaan berbahan PVC yang ditanam di dalam tanah, sehingga kemungkinan kerusakan jaringan perpipaan sangat kecil. Jaringan perpipaan tersebut dikombinasikan dengan alat big gun sprinkler yang bentuknya mirip dengan water canon yang dimiliki polisi untuk membubarkan pendemo atau digunakan oleh pasukan pemadam kebakaran.
Perbedaan big gun sprinkler untuk irigasi memiliki tambahan peralatan yang berfungsi untuk mengatur agar air yang jatuh ke tanah dalam radius pancarannya disetel seragam. Sehingga kondisinya mirip hujan.
Pada waktu beroperasi, posisi big gun sprinkler ini dipindah-pindahkan sedemikian rupa sehingga seluruh areal yang dilayani dapat menerima air. Untuk satu mesin pompa pada umumnya memerlukan lebih dari satu big gun sprinkler sesuai dengan kasitas pompa dan kapasitas dari big gun sprinkler itu sendiri
Penggunaan big gun sprinkler untuk irigasi air tanah pertama kali dilaksanakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, di desa Akar-akar Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.
(E012)
sumber : antara news
Sunday, March 11, 2012
Wednesday, March 7, 2012
Tumbuhan Ternyata Berkomunikasi
SRIPOKU.COM - Penelitian menyimpulkan bahwa tumbuhan ternyata saling berkomunikasi. Para peneliti memodifikasi gen kubis yang memicu keluarnya gas saat permukaan tanaman dipotong atau dilubangi. Modifikasi gen itu demi membuktikan bahwa tanaman "saling berbicara".
Peneliti menambahkan luciferase protein ke DNA sehingga emisi tanaman 'dapat dipantau di depan kamera. Luciferase protein menimbulkan cahaya kunang-kunang dalam gelap.
Tanaman kubis yang daunnya dipotong dengan gunting mulai memancarkan gas - jasmonat metil - yang 'memberitahu' tumbuhan di lain bahwa ada bahaya di sekitar mereka.
Dua tanaman kubis di dekat tanaman yang dipotong itu menerima pesan untuk melindungi diri. Mereka melindungi diri dengan memproduksi bahan kimia beracun pada daun untuk menangkis predator seperti ulat.
Ini adalah untuk pertama kalinya proses tersebut tertangkap kamera. Para ilmuwan mengatakan penelitian itu makin memperbesar dugaan bahwa semua tanaman berkomunikasi satu sama lain melalui 'bahasa rumit yang tidak terlihat'.
Rekaman itu akan ditampilkan sebagai cuplikan dari serial tiga bagian "How to Grow a Planet" di BBC2.
Profesor Ian Stewart yang melakukan percobaan tersebut di Exeter University, mengatakan: "gas tersebut memicu perubahan aktivitas biologis dua tanaman di sebelahnya. Mereka mendeteksi pesan yang memperingatkan mereka untuk melindungi diri."
"Mungkin ada obrolan konstan antar berbagai tanaman, bahwa mereka secara kimia dapat merasakan hal yang terjadi pada tumbuhan lain, ini tak ubahnya ada bahasa rahasia yang tersembunyi di sekitar kita."
"Kebanyakan orang berasumsi bahwa tanaman menjalani hidup bukan pasif, kenyataannya mereka bergerak, punya rasa, dan berkomunikasi, hampir bisa disebut mereka punya sejenis kecerdasan," kata profesor Ian.
Profesor Nick Smirnoff yang memimpin penelitian itu mengemukakan bahwa temuan mereka bukan berarti bahwa tanaman bisa merasakan sakit. Tanaman tidak memiliki saraf.
Profesor Smirnoff, ahli biokimia, mengatakan: "Kami telah berhasil menunjukkan secara visual bahwa gas yang dipancarkan oleh tanaman ketika terluka akan mempengaruhi tanaman di sekitarnya."
"Belum jelas mengapa hal itu akan menguntungkan tanaman lainnya karena tanaman selalu saling bersaing. Masih banyak yang harus dipelajari."
Editor : Soegeng Haryadi
Sumber : Antara
MEMBELAH ATOM MENGENAL NUKLIR
Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi yang sudah tidak memiliki sifat dasar materi. Dikatakan tidak memiliki sifat dasar materi karena sifat dari atom-Âatom penyusun materi itu berlainan dengan sifat materi itu sendiri. Setiap atom digambarkan sebagai bola yang terdiri atas kulit atom di bagian luar dan inti atom di tengah-tengahnya. Pada bagian kulit atom terdapat elektron-elektron bermuatan listrik negatif yang bergerak mengelilingi inti atom. Pada bagian inti terdapat proton dan neutron. Proton bermuatan listrik positif, sedang neutron tidak bermuatan listrik atau netral.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang inti atom, marilah kita memulai bahasan itu dari aktivitas hidup kita sehari-hari. Pada waktu kita melakukan sarapan pagi misalnya, kita biasanya bertemu dengan nasi. Pertama kita melihat sepiring nasi putih. Jika nasi tersebut diuraikan ke bagian-bagian yang lebih kecil, maka kita akan memperoleh malekul-molekul penyusun nasi putih. Jika molekul nasi kita uraikan lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, maka akan kita peroleh atom-atom penyusun molekul tersebut.
Dalam ilmu kimia, nasi putih termasuk senyawa karbohidrat monosakarida yang rumus molekulnya C6H12O6. Artinya, satu molekul nasi tersusun atas enam atom carbon (C), 12 atom hidrogen (H) dan enam atom oksigen (O). Jadi molekul nasi dapat diuraikan menjadi atom-atom penyusunnya sehingga diperoleh atom C, H dan O. Jika kita mengambil salah satu atom C untuk diuraikan lebih lanjut, maka dari atom itu akan diperoleh kulit atom dan inti atom. Dalam kulit atom C terdapat enam buah elektron, sedang dari dalam inti atomnya diperoleh enam buah proton (p) dan enam buah neutron (n), seperti ditunjukkan pada gambar.
Mengenal Nuklir
Pada umumnya masyarakat awam mengenal istilah nuklir dari sejarah Perang Dunia II. Pada saat itu, dua buah bom nuklir meledak atau diledakkan oleh tentara sekutu (Amerika Serikat) masing-masing di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Bagi bangsa Indonesia, peristiwa pengeboman dua kota di Jepang tadi juga terkait langsung dengan arah perjalanan bangsa ini. Dalam waktu yang sangat berdekatan dengan kekalahan tentara Jepang terhadap kekuatan Sekutu pada Perang Dunia II itulah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah sebelumnya selama tiga setengah abad dijajah oleh Belanda dan selama tiga setengah tahun dijajah oleh Jepang.
Dibanding dengan teknologi lain, teknologi nuklir merupakan teknologi yang oleh sebagian besar masyarakat awam dirasa paling jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali bersentuhan dengan masalah-masalah kehidupan manusia sehari-hari. Masyarakat awam lebih banyak mengenali resiko atau bahaya dari teknologi nuklir itu dibandingkan dengan pengenalan mereka terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi nuklir. Hasilnya adalah deretan panjang pengertian dan asumsi negatif yang diidentikkan dengan nuklir. Kurangnya informasi yang menyeluruh mengenai nuklir, ditambah cacat bawaan dalam perkembangan teknologi nuklir itu sendiri telah mengakibatkan dalam benak sebagian besar masyarakat awam terpateri istilah nuklir yang identik dengan bom.
Istilah nuklir dalam ilmu pengetahuan selalu dikaitkan dengan peristiwa-Âperistiwa yang terjadi dalam inti atom. Disiplin fisika nuklir misalnya, merupakan cabang ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari fenomena-fenomena fisika yang terjadi di dalam inti atom. Reaksi nuklir merupakan reaksi yang melibatkan inti atom. Kita juga mengenal istilah reaktor nuklir, yaitu suatu tempat untuk melangsungkan reaksi nuklir secara aman dan terkendali.
Nuklir atau inti atom sebenarnya hanyalah bagian yang sangat kecil dari sebuah atom, sedang atom itu sendiri merupakan bagian yang terkecil dari sebuah materi. Meskipun demikian, dalam membahas mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, ternyata kita harus berhadapan dengan bidang bahasan yang sangat luas. Hal ini tentu saja sangat erat kaitannya dengan berbagai macam fenomena fisika beserta informasi lain yang terkandung di dalam nuklir yang berhasil dikuak oleh manusia. Bahkan hingga kini, banyak informasi yang terkandung di dalamnya masih terus dipelajari oleh manusia. Berbagai penelitian dalam skala besar yang melibatkan banyak ilmuwan terus dilakukan dalam rangka memperoleh informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir itu sendiri.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir bermula ketika Otto Hahn dan Fritz Strasmann pada tahun 1938 menemukan reaksi pembelahan inti atom. Mereka melakukan penelitian dengan cara menembaki unsur uranium-235 (U-235) dengan partikel neutron yang bergerak sangat lambat. Dari hasil penembakan tersebut mereka mendapatkan bahwa:
Reaksi yang ditemukan oleh Hahn dan Strasmann ternyata sangat berlainan dengan reaksi kimia biasa yang sudah dikenal pada saat itu. Pada reaksi kimia biasa, reaksi itu terjadi antara unsur-unsur kimia, dimana unsur-unsur yang bereaksi masih dapat ditemukan dalam senyawa hasil reaksi. Reaksi pembelahan inti atom U-235 tersebut disebut reaksi nuklir, karena setelah terjadi reaksi pembelahan tidak ditemukan lagi adanya inti atom U-235. Reaksi ini sering kali disebut juga sebagai reaksi fisi (pembelahan) karena inti U-235 pecah menjadi dua inti yang lebih kecil. Dari penemuan reaksi inilah persamaan kesetaraan massa dan energi yang dirumuskan oleh Albert Einstein dengan persamaan: E = mc2 (E = energi dalam Joule, m = massa dalam kilogram, dan c = kecepatan cahaya yang nilainya 300.000 km/detik) dapat dibuktikan dan diakui kebenarannya oleh kalangan ilmuwan secara luas.
source : sumber
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang inti atom, marilah kita memulai bahasan itu dari aktivitas hidup kita sehari-hari. Pada waktu kita melakukan sarapan pagi misalnya, kita biasanya bertemu dengan nasi. Pertama kita melihat sepiring nasi putih. Jika nasi tersebut diuraikan ke bagian-bagian yang lebih kecil, maka kita akan memperoleh malekul-molekul penyusun nasi putih. Jika molekul nasi kita uraikan lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, maka akan kita peroleh atom-atom penyusun molekul tersebut.
Dalam ilmu kimia, nasi putih termasuk senyawa karbohidrat monosakarida yang rumus molekulnya C6H12O6. Artinya, satu molekul nasi tersusun atas enam atom carbon (C), 12 atom hidrogen (H) dan enam atom oksigen (O). Jadi molekul nasi dapat diuraikan menjadi atom-atom penyusunnya sehingga diperoleh atom C, H dan O. Jika kita mengambil salah satu atom C untuk diuraikan lebih lanjut, maka dari atom itu akan diperoleh kulit atom dan inti atom. Dalam kulit atom C terdapat enam buah elektron, sedang dari dalam inti atomnya diperoleh enam buah proton (p) dan enam buah neutron (n), seperti ditunjukkan pada gambar.
Mengenal Nuklir
Pada umumnya masyarakat awam mengenal istilah nuklir dari sejarah Perang Dunia II. Pada saat itu, dua buah bom nuklir meledak atau diledakkan oleh tentara sekutu (Amerika Serikat) masing-masing di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Bagi bangsa Indonesia, peristiwa pengeboman dua kota di Jepang tadi juga terkait langsung dengan arah perjalanan bangsa ini. Dalam waktu yang sangat berdekatan dengan kekalahan tentara Jepang terhadap kekuatan Sekutu pada Perang Dunia II itulah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah sebelumnya selama tiga setengah abad dijajah oleh Belanda dan selama tiga setengah tahun dijajah oleh Jepang.
Dibanding dengan teknologi lain, teknologi nuklir merupakan teknologi yang oleh sebagian besar masyarakat awam dirasa paling jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali bersentuhan dengan masalah-masalah kehidupan manusia sehari-hari. Masyarakat awam lebih banyak mengenali resiko atau bahaya dari teknologi nuklir itu dibandingkan dengan pengenalan mereka terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi nuklir. Hasilnya adalah deretan panjang pengertian dan asumsi negatif yang diidentikkan dengan nuklir. Kurangnya informasi yang menyeluruh mengenai nuklir, ditambah cacat bawaan dalam perkembangan teknologi nuklir itu sendiri telah mengakibatkan dalam benak sebagian besar masyarakat awam terpateri istilah nuklir yang identik dengan bom.
Istilah nuklir dalam ilmu pengetahuan selalu dikaitkan dengan peristiwa-Âperistiwa yang terjadi dalam inti atom. Disiplin fisika nuklir misalnya, merupakan cabang ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari fenomena-fenomena fisika yang terjadi di dalam inti atom. Reaksi nuklir merupakan reaksi yang melibatkan inti atom. Kita juga mengenal istilah reaktor nuklir, yaitu suatu tempat untuk melangsungkan reaksi nuklir secara aman dan terkendali.
Nuklir atau inti atom sebenarnya hanyalah bagian yang sangat kecil dari sebuah atom, sedang atom itu sendiri merupakan bagian yang terkecil dari sebuah materi. Meskipun demikian, dalam membahas mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, ternyata kita harus berhadapan dengan bidang bahasan yang sangat luas. Hal ini tentu saja sangat erat kaitannya dengan berbagai macam fenomena fisika beserta informasi lain yang terkandung di dalam nuklir yang berhasil dikuak oleh manusia. Bahkan hingga kini, banyak informasi yang terkandung di dalamnya masih terus dipelajari oleh manusia. Berbagai penelitian dalam skala besar yang melibatkan banyak ilmuwan terus dilakukan dalam rangka memperoleh informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir itu sendiri.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir bermula ketika Otto Hahn dan Fritz Strasmann pada tahun 1938 menemukan reaksi pembelahan inti atom. Mereka melakukan penelitian dengan cara menembaki unsur uranium-235 (U-235) dengan partikel neutron yang bergerak sangat lambat. Dari hasil penembakan tersebut mereka mendapatkan bahwa:
- Inti atom U-235 pecah menjadi inti-inti atom yang lebih kecil dan massanya lebih ringan dibandingkan U-235.
- Dipancarkan dua hingga tiga buah partikel neutron baru yang bergerak sangat cepat, neutron ini disebut neutron cepat.
- Dilepaskan energi dalam bentuk panas sebesar 200 Mega electron-Volt (MeV).
Reaksi yang ditemukan oleh Hahn dan Strasmann ternyata sangat berlainan dengan reaksi kimia biasa yang sudah dikenal pada saat itu. Pada reaksi kimia biasa, reaksi itu terjadi antara unsur-unsur kimia, dimana unsur-unsur yang bereaksi masih dapat ditemukan dalam senyawa hasil reaksi. Reaksi pembelahan inti atom U-235 tersebut disebut reaksi nuklir, karena setelah terjadi reaksi pembelahan tidak ditemukan lagi adanya inti atom U-235. Reaksi ini sering kali disebut juga sebagai reaksi fisi (pembelahan) karena inti U-235 pecah menjadi dua inti yang lebih kecil. Dari penemuan reaksi inilah persamaan kesetaraan massa dan energi yang dirumuskan oleh Albert Einstein dengan persamaan: E = mc2 (E = energi dalam Joule, m = massa dalam kilogram, dan c = kecepatan cahaya yang nilainya 300.000 km/detik) dapat dibuktikan dan diakui kebenarannya oleh kalangan ilmuwan secara luas.
source : sumber
Subscribe to:
Posts (Atom)